Friday, November 30, 2012

Don’t go, ma’am..

I lost her.
I don’t know if some people can really come and go.
People come, and she will be gone.
Why her?
She’s like my mom, my fairy godmother...
I hope I can work with her a little bit longer; she’s the best.
This company is missing its best talent. No one’s better.
She taught me everything; literally everything. She watched me grow up from little girl to a woman. She shaped me up. She gives me the spirit; she is the reason why I’m still here. Without her, I wasn’t going to make it.
But she’ll be gone.
I don’t know why I could be this sad and this disappointing!
Maybe I just love her little bit too much. I adore her little bit too much too. Maybe I just think that she’ll be around; as always. I, like everybody else, just take her for granted.
I will ask: Why?
Why do some people should go away?
It’s been 21 years, why don’t you wait little more years? Come on, you will get it! It’s just an inch away, c’mon; just wait for it a little bit longer; please…
Why should you this? Why?
I’m not angry; I’m just upset. I always look up to you. I always consider you as my role model. Your hard work, your dedication, your thinking, your laugh, your boldness….
I. Love. You.
I do.
I don’t want you to go away.
I don’t like this. I think you have made a wrong decision…
Please come back, do come back.
Don’t go, ma’am..

This post is dedicated to my boss, the one who have taught me how to be a strong woman: IRN.

Wednesday, November 28, 2012

Kebaya dan Rias: Antara Budaya dan #keinginanuntukmpesona

Mari kita bahas how my make up and adat-adat thingy is going to be!
Pertama akad dulu ye.
Nah tema untuk akad ini adalah ivory dan muslim (maksudnya islami-lah). Si mas juga pakai nuansa yang kurang lebih sama ivory-nya sama aku. Si mas model bajunya adalah jas semi koko dengan rompi batik yang sama motifnya dengan kainku. Nah aku pake kebaya yang warnanya senada dengan bajunya si mas. Untuk riasnya aku mau berpaes solo putri saja. Itu tuh, yang pake konde gede dan pake kembang goyang banyak banget. Haha.. aku pengen ini soalnya *kayaknya* terlihat anggun. Terus pake banyak melatiii.. aku suka deh melati yang menjuntai-juntai gituh.  Tapi ga tau juga ya broo..Buat yang nggak tau atau masih belum kebayang paes solo putri itu kayak apa.. silahkan lihat referensi disini J




Nah si Mas tentu saja berpeci ria. Cuma pecinya macam apa dan payetnya kayak gimana belum kita eksplor. Hohoho.. si mas pake jas yang modelnya mirip kayak begini-lah. Cuma warnanya ivory dan batik kita mayoritas emas-coklat-red; jadi rada megah *hopefully
Oh iya, kebayanya aku jahit di endytha. Bukan karena apa-apa sih, simply karena deket dan #miscalculation aja. Tadinya aku pikir bisa bareng jahit sama si mas dan Cuma akan menghabiskan around 3mio. Ternya ga segituuu.. aaah, akhirnya karena udah terlanjur cari bahan di mayestik, kita masukin deh baju si mas di penjahit deket rumah :D hoho, lumayan hematnya, ntar baru di payet (if necessary) di endytha, bgituh J
Nah, kita kemarin itu cari bahan di mayestik, tepatnya toko mumbay pimpinan om bim; temennya si papa. Nyari bahan yang bagus dan uda semi payet seharga 375 diskon jadi 250 rb. *lumayan kan cyiin*. Terus dapat kain si mas dan batik yang jumlahnya juga lumayan bikin saya bilang *Alhamdulilllah, masih ada orang baik didunia ini* akhirnya dengan suka cita kita borong deh. Nah dihitung-hitung aku dan si mas beli bahan bermeter-meter banyaknya dan Cuma ngabisin kurang dari sejuta. Uuh, sukaaa J
Nah, kalau resepsi, sebagaimana aku post sebelumnya, untuk baju aku masih menggalau. Tapi karena aku galau, si mas juga belum bisa decide donk yaaa.. maka dari itulah saya Cuma mau share bahwa at the wedding reception day, aku mau ber-paes ageng ria. Paes ageng itu bikin muka terlihat cantiiik bak putri kraton #ngarep.com. semoga bisa seperti yang diharapkan yaa.. secara mbak mbak di bawah ini emang alsinya cakep, jadi mau pake paes ageng, agung, gadung, semuanya pasti bagus, hiks. #selfesteemkemanaaa


Terus rencana sebelum resepsi bakal ada upacara panggih. Upacara ini yang kayak injek telor segala macem itu. Lucu bangetlah prosesinya :D hahaha.. buat yang diundang datang resepsi jam 7, boleh loh… Datang aja jam 6 :D yayayayay..
Sekian dlu ah update-nya
Eke besok harus bangun pagi cyiiin..

Review Sanggar (Kebaya & Rias): Galau tingkat Dewa, cyiin!

Haih.. saya itu orangnya super narsis. Dan banget. Banget Banget. Banget,
Pokoknya walaupun aslinya saya ini bertulang besar #ehemmm dan berkulit tidak putih, berhidung tidak mancung dan bukan gadis se-ayu Dian Sastro, pokoknya saya harus *at least* #ngerasa cantik (baca: ngerasa perlu dibold sepertinya).
Nah, sehubungan dengan hal tersebut, apalagi yang bikin galau kalau bukan gaun pengantin/akad dan make up/riasan. Secara ya bok, wedding day itu one of the most important thing in the world. I believe millions of women out there would agree with me J It’s like the biggest day in my whole life and it has to be super perfect!
Tapi kan kadang kondisi suka memaksa kita untuk *tarik nafas* meng-adjust impian dengan realitas. It happens to me. Gue yang perfeksionis ni harus menerima kenyataan bahwa my wedding has to be ready within 2 months. Sama sekali bukan wkatu yang cukup untuk jahit kebaya yang super mewah, penuh border, atau bertabur payet megah. Terpaksa dikuburkan dulu ya nak impian semacam itu.
Sewa is the best option for now. Tapi kalau mau oke, ya gak sembarangs ewa-lah yaaaa.. so, biarpun capeknya ga ketulungan karena saya udah ga menikmati yang namanya weekend selama beberapa minggu terakhir (inget: lamaran semarang, survey gedung, acara rapat keluarga, persiapan segala macem yang ga ada habis2nya dan meng-consume serta meng-absorb, dan menyedot abeeees energiku dan mas); kami (baca: aku, si Mas, papa, mama), tetep berencana untuk survey tempat penyewaan kebaya. 
So, shortly, we have shortlisted the sanggar rias into 3 vendors:
1. Sanggar Tiara Salon
Ini adalah temennya mama. Namanya bu Tuty. Bu Tuty ini sih katanya temenku yang pernah dirias sama dia, riasannya ga stabil, kadang bagus, kadang biasa aja. Tapi kata temenku bajunya ada yang bagus. Sekalinya bagus ya bagus banget. Tapi sekalinya nggak ya plain abis. Haha. Ini ekstrem banget yah si ibu. Semoga saja saya di-riasnya bagus. Rencananya aku memakai jasa si ibu untuk akad saja. Dan rencananya aku akan pakai kebaya sendiri yang dijahit sendiri.
Cerita tentang kebayanya lanjut ntar ya saaay..
Buat yang mau tau bentuk baju yang ad adi sanggar tiara salon ini lihat fotonya temenku yaa, namanya nicha

2. Rumah Manten Veni Rahman
Nah ini konon cukup terkenal seantero jagad weddingku.com (haha ketauan referensinya). RMVR ini membuat diriku (dan papa mama) tertarik adalah karena dia memasukkan syarat untuk bisa dirias oleh ybs: yaitu puasa mutih (Cuma maan nasi putih, air putih, makanan yang direbus tanpa garem kayak tahu tempe, hiks), selama 3 hari sebelum pernikahan dan kudu memakai softlense warna abu. Wedeeeh srius banget ya kakaaaaak...
Sayangnya kalau mau dirias oleh si ibu veni langsung daku harus bayar 3 juta rupiah book, lumayan seret gak seeeh. Apa sama asistennya saja ya? Tapi secara kalian tau kan bahwa saya perfeksionis dan pengen cantik? Maka mengangguklah saya (sambil menelan ludah) terhadap tawaran tersebut.
Decision saya semakin melabil dan meggalau saat melihat baju pengantin yang cukup lucu di butik itu. Oh oh oh.. saya agak agak jatuh cinta dengan kebaya warna ungu yang ada disana. Padaaaahaaal kalau berubah warna kebaya berubah pula seluruh tema. Gak mau donk yaaa, menurut looo..


3. Sanggar Rias Hasina
Nah kata nicha, ini adalah sanggar yang oke banget kalau emang diriku mau pake adat jawa. Konon riasannya halus dan sangat manglingi; serta si ibu memberikan syarat yang samaaaa persis dengan RMVR (anehnya, aku dan si papa mama kok malah suka yang ribet begini ya, haha). Jadi ceritanya abis dari RMVR saya merasa kurang cucok dengan koleksi yang ada disana lalu saya cuuus ke hasina yang letaknya Cuma beda 10 menit dari RMVR.
Sesampainya di hasina, dilayaninnya laama yaaa book. Tapi bajunya baguuus. Apalagi kebaya beludrunya yang item masih mengkilat ya book. Hiks hiks langsung ngiler. Benangnya lebih mewah TAPIIIII ukurannya gede banget sehingga pas gue fitting itu jadi keliahtan sama sekali tidak indah! Aku tak mau pasang fotonya disini ah, huhuhu #pencitraan
Lagian disini si kebaya beludru item yang aku taksir mati-matian itu ternyata masih masuk dalam kategori “perdana”, padahal udah 5x dipakai deh. Sehingga karena perdana ada charge tambahan sebesar 2 juta rupiah. #eaaa nambah lagiii ogah ah.buat yang belum tau, perdana itu artinya the kebawa akan disewain dan ukurannya akan diseuaikan sesuai your request dan akan samaaa persis dengan ukuran tubuhmu (tapi bukan milikmu) dengan harga sekitar 4 kali liat jahit biasa,  #BecandaLuYas; nggak. Gue serius.  #lupakan #penghematan

Yang bikin hasina ini oke adalah bu waty si owner yang konon kalo ngerias bikin kita jadi cakeuupp bgt itu hanya cukup dibandrol 1,5 juta rupiah sajaa.. terus yang bikin oke lainnya adalah si beskapnya mas yang lucu karena ada triple layer of the baju pengantin. Yah pokoknya bgitulah.
Sayangnya baju pengiring pengantinnya di hasina ini tidak terlalu oke, pada biasaaaa bgt. Aku sih berat ya minjemin baju kayak gitu ke pager ayuku atau penerima tamuku. Kaasiaaan aja. Padahal di sisi lain RMVR bajunya banyak stok untuk penerima tamu dan warnanya, payetnya, tidak jelek sama sekali; malah maniiiis dan berkesan mewah. Love it!
Mari menggalau *kembali*
Intinya sampe sekarang aku masih galau haha. Akan coba ke sanggar lain mungkin..*never ending journey* mungkin aku harus lower down my expectation. But I don’t think I can do it. Hiks.

Update:
  • Akad pake sanggar tiara salon
  • Resepsi masih galau!

Tuesday, November 27, 2012

Friday, November 23, 2012

The place is sealed! Graha Nandika Sucofindo

The place is sealed!
Setelah menelpon beratus-ratus gedung #lebaaaay dan menanyakan harga, kapasitas dan availabilitas, kita agak kelabakan karena ternyata pilihan ga banyak. Apalagi yang diidamkan olehku dan si Mas macamnya PTIK, sasono adiguno, atau yang deket rumah macam Antam; hadeeeh itu mah waiting list sampe 2 tahun ke depan kaleeeee. Hmm, semangat aku dan si mas dalam mencari gedung sangatlah tinggi karena kami ngebayangin if we conduct the wedding di komplekku, then it will be sooo painful fr our guest to find where the place is (more info please refer to my story here). Kasihan kan.. makanya demi kalian semua, aku berusaha! #halah
Nah setelah mencari-cari dan memencet jutaan nomor dan menelpon disela-sela istirahat kantor (hei para calon penganten kilat, ini adalah suatu hal yang akan sangat sering kalian hadapi in real life nanti :D) selama beberapa saat hingga tagihan telepon membludak #eh #curhat; akhirnya kita bisa men-shortlist beberapa gedung ya..
1. Gedung Arcadia, Nestle, TB Simatupang
Harga 17,5 juta dan ga ada charge ke rekanan. Tapi semi outdoor dan katanya temennya si Mas, kalo ujan bakal banjir. Yah, secara acara daku bulan Januari ya, jadi opsi ini di #coreeet. Ga mau donk ya tamu saya angkat-angkat kain karena air menggenang di heels-nya mereka T_T
2. Sovereign Plaza, Cilandak
Ini prospeknya menjanjikan karena lucu, di lantai 23 gedung Jakarta, dan waktu malamnya masih available! Terus kacanya transparan jadi supposedly bisa liat Jakarta dari luar.. owh, sudah membayangkan itu akan sangat romantiss.. sayangnya pas survey kesana, kapasitasnya dudul. Paling banter Cuma buat 600-700 orang. #coreeet dari list yaa..
3. Sinema Wedding Hall, MT Haryono
Berencana untuk survey tapi saya….coret dari list karena ilfeel liat gedungnya dari luar #dasarpicky haha.. #coreeet
4. Menara 165, Cilandak
Cuantik sekali ballroom besarnya. Jatuh cinta bangetttt.. sayangnya sejam sebelum saya sampe kesana untuk DP dan liat gedung, saya ditelfon oleh si marketing bahwa tanggalku baru saja di-DP orang. Makjang #coreeet
5. Gedung Serbaguna Senayan
Tadinya mau ambil over DPan dari internet. Tapi ga sempet survey. Lagian kata si mas ini ga ada karpetnya dan melebar bentuknya (gapapa sih, cuma bingung aja cari alasan apa, haha) #coreeet
6. Wisma Antara, Medan merdeka
Tanggalnya ga available buatku. Adanya hari minggu siang, ogah ah, aku aim for Saturday night. Selain itu kata si papa, gedung ini terlalu jauh dan gak reachable buat kita. Ga strategis juga (walaupun di pusat kota) so ya udah, kita #coreeet
7. Mina Bahari, Gambir
This is very prospective soalnya kayaknya murahan banget #ampun haha, iklannya dimana-mana dan tanggal yang kita pengenin masih available! Juga ada prospek catering si papa mama dijadikan rekanan gedungnya hoho.. asik merengkuh dayung sekali, tapi 2-3 pulau terlampaui. Masalahnya adalah, setelah kita pendekatan macem macem; rencana ini terancam batal soalnya tiba-tiba hariku itu dibooking sama pejabat departemen kelautan dan perikanaan for the whole day, termasuk sesi malam harinya, hiks.. so mari kita #coreeet
8. Graha Nandika Sucofindo
Gedung ini relative dekat sama rumah, didaerah pancoran gitu. Dekatlah dengan kantor unilever #kodebuatparabos haha.. Gedungnya dari luar bagus, pas didalam ballroomnya cukup lebar dengan tambahan wing kanan, wing kiri, 3 kamar rias, lobby, tangga, lift yang exclusive buat tamu, dan lobby tambahan. Kebetulan si graha ini terletak di lantai 2 gedungnya, bisa naik tangga ataupun lift.
Hmm, seru juga, pas aku sama si mas survey kesana, ternyata abis ada wedding dan keliatannya kalau uda didekor lucu bangettt.. di atasnya ada semacem bangku-bangku bioskop/konser gitu kalau mau dimanfaatkan (aku sama mas lagi mikir tempat itu mau diapain yaa..) dari segi lapangan parkir luas banget so ga usah kuatir kalo banyak tamu yag bawa mobil atau parkir bus (baca: keluarga semarang). The only problem that bothers us itu adalah kemacetan didaerah kalibata, tapi it solved-lah ya secara ini bakalan malam minggu dan biasanya sumber kemacetan adalah lalu lintas akibat orang kantoran. At the end, aku sama mas setelah berpikir segala macem dan konsultasi kanan kiri sama ortu kita, akhirnya pilih yang ini. Apalagi disini lagi ada paketan yang super hemat jadi bikin aku sama mas tambah kesengsem.
Tanggalku, 12 januari malem itu masih available at that moment, dan konon karena bakal ada pameran wedding dalam waktu dekat, aku sama si mas cepat-cepat booking deh. Abis kalo pameran biasanya transaksinya suka cepet banget ga mau ambil resiko aaaah… Ya udah aku DP-lah pada saat itu, dan karena DPnya cukup lumayan, akhirnya daku dapat bonus prewedding/cinematography video dan honeymoon package (yang rencananya akan kami ubah destinasinya biar ga boring soalnya biasanya Cuma ke bali/Singapore/ke tempat standard mulu) hohoho.. Asik kaaaann..
Terusss..  aku mau ceritain dapetnya paket apa aja, dan vendor apa aja yang lagi mau kita prospek  in the next review yah J
Yang penting sekarang udah sangat lega karena gedung udah set, vendor yang lainnya pasti bisa di-work out. It’s gonna be on control! I shouldn’t have to worry! Huffff J memang penganten kilat itu leganya kalau udah dapet paketan kayak gini #tips
Doakan yaaa J

Wednesday, November 21, 2012

The Wedding Ring is chosen! Love it!

Ga semua orang buka status facebook saya yang akan segera berubah, ga semua orang akan ngelihatin surat nikah saya atau KTP saya, apalagi ngelihatin laporan SPT yang angka PPH-nya akan segera dipotong karena status saya akan segera berubah menjadi married. The only sign that will directy show the change of my status is something on my right hand: a pretty ring on my fourth finger. #eaaa #pembukaanyanganeh
My ring is gonna be silver-coloured; regardless the material. Emas putihkah, platina-kah palladiumkah. Pokonya nggak emas kuning atau rose. It looks so old (yang gold) or so cheap (yang rose, soalnya kayak brass--tembaga).
For the ring, we chose to shop around the area of cikini-melawai. Abis cari-cari review, si Mas berhasil menemukan seoongok toko yang cukup diagungkan seantero jagad cyber bernama Kaliem. Kaliem ini (yang di blok M square), jualannya khusus banget wedding ring. Dari model tebel bgt sampe tipis bgt, yang keliatan mahal bgt sampe yang mahal beneran. Yang lucuk, sampe yang alay, semua adalah.
Kita nyobain ntah berapa ratus cincin dan mas-masnya semua baik hati dan sangat sabar J hehe.. makasih mas Andre! He helped us to fulfill our thirst yang resek banget karena maunya banyak :D kebetulan aku dan masku adalah pemilik jari-jari mungil nan pendek. Sehingga kalau cincinnya rada mewah dikit (baca: lebar, tebel dan banyak accessories-nya), our finger will drown and looks so ugleeeh. Alhasil, cincin yang banyak motif, garis, ukiran, dan gradasi itu dibuang to the left to the left.
Terus si mas juga banyak maunya, soalnya tangannya si Mas putih, dan jarinya “cantik” (serius, lebih cantik dari jari saya yang suka digigitin). Makanya mas ga mau cincin yang matanya terlalu gimanaaa gitu,soalnya jarinya si Mas bakal keliatan terlalu “gemulai” :D hahaha.. lucu banget aku ngeliatnya; tangan berurat tapi jari melentik!
Minggu pertama kita ke kaliem, we found our dream ring! Super unique, ga terlalu gede, looks good on our finger and not so expensive, yet looks elegant #lebay. Bentuknya squareeee J so far aku ga nemu model yang sama persis kayak gitu diinternet, jadi aku suka soalnya ga ada yang bakal nyamain hohoho.. setelah hitung kanan dan hitung kiri diputuskanlah harganya sekitar 8 jutaan dengan berlian dan palladium material. Well, that’s pretty surprising.
Tapi secara aku sama mas pelit yah, kita mau jalan-jalan dulu donk. Abis harga emas 430 rib u tapi per gramnya jatuhnya 600ribu donk gara-gara ongkos buatnya agak mencekik leher (baca: bikin mau mati). Kekilah kita dan jalanlah kita ke tempat lain, ngiter-ngiter dan gak nemu yang cucok.
Minggu depannya kita sempet liat lagi ke melawai. Ke toko yang khusus untuk buat cincin. Tapi yah… setelah liat hasil buatannya emang beda sih, ga ada yang sehalus, serapi, dan secantik modelnya Kaliem. Then we go back to Kaliem #eaa cara belanjanya ibu-ibu banget #keliatanaslinya
Di kaliem, eh kok pas dilihat, dicoba, dipandang-pandang lagi;si  cincin impian kita bentuknya ga selucu minggu lalu ya… mulailah duo koleris-sanguinis ini mulai merecoki Kaliem dan kita jadi nunjuk-nunjuk beberapa puluh cincin lagi untuk dicoba lantaran galau si cincin kotak ternyata ga terlihat cantik lagi…
After an hour trying this and that; we found the right one!! Woohoo!! Ini sebenernya super simple. Tapi ntah kenapa aneh aja. It’s pretty yet handsome #halaaah.. tapi serius ih, cincinnya ganteng kalau dipake si mas dan cantik kalo dipake akyuu.. hoho, soalnya aku ngotot banget si cincin kawin ini kudu banget sama persiiiis sama si mas. Yah, namanya juga cincin kawin, masak beda bentuk. Lah ini yang nikah siapa ama siapa T_T
Makanya aku pengen ada “mata” cincin-nya dan si mas juga kudu ada matanya J hehe, dan si model ini compromise our needs and our desire of looking good. Cumaaa, si mas bahannya Palladium (kan ga boleh pake emas kalau cowok muslim), dan matanya zircon (soalnya cowok aktivitasnya lebih berat dan lebih kasar; takutnya si mata ntar hilang kan sayaaang); dan aku pake emas putih dengan mata berlian J tapi bentuknya samaaaa persisss J Lumayanlah ya, zirconnya pengiritan #teuteup
Tapi ya secara filosofis, menurutku that’s good soalnya menggambarkan kita yang secara inheren beda, tapi we are trying our best to look always like a pair J #maksaaa

Yah, pokoknya our ring is cute, period! Yang daritadi penasaran gimana modelnya, ntar ya saya ngepost-nya. Biar kalian semua pada surprise! (padahal sok pengen dikepoin) hahaha..
Ini kan baru pesen, jadinya bakal 2-3 minggu lagi, jadi sekitar pertengahan to akhir Desemberlah. semoga cepet dan bagus hasilnya :) ah, cant wait!I love my ring #lalala..

Review Gedung: The View, Gema Pesona

Sebagaimana pernah aku tulis sebelumnya “disini”, keinginan yang sungguh sangat kuat dari papa dan mama (baca: kengototan) untuk menggunakan catering Laut Tawar jadi penghambat saya dan si Mas dalam mencari venuw resepsi. Ujung-ujungnya, si papa menawarkan opsi untuk mengadakannya di The view, wedding hall di gema pesona, komplekku tercinta di daerah Depok (coret).
The view ini baru difungsikan sebagai wedding hall sekitar 1-2 tahun yang lalu. Gedungnya baru dipugar dan masih keliatan “wangi baru”. Dari gedung 2 lantai itu, yang difungsikan secara tetap hanyalah wing kiri lantai 2 sebagai fitness centre. sisanya kosong blong. The view ini satu komplek dengan kolam renang (anak dan dewasa) dan juga lapangan tenis, dilengkapi tempat parkir yang kira-kira bisa menampung 30 mobil plus extra kalau pada mau parkir dijalanan J Menyewa wedding hall berarti menyewa kedua lantainya. Dan bisa juga dapet bonus si kolam renang kalau nyewanya malam (apalagi jika papamu adalah ex ketua RW disana J). Disana sudah tersedia sanggar rias dan penyewaan baju pengantin juga, basically you don’t have to worry too much.
Ada banyak sekali ruangan yang bisa difungsikan. Diatas ada 1 hall besar, ada balkon, ada aula terbuka, dibawah juga ada aula terbuka, 2 smaller ballrooms, not to mention super cute swimming pool yang aku dan si Mas bayangkan akan jadi venue garden party yang snagat ciamik dengan obor dan lilin dimana-mana *Langsung kebayang buanyuak ide gila* sampai akhirnya kami baru ingat kalau Januari itu musim hujan bisa jadi lagi rese-rese-nya dan…. Back up plan dan pawang hujan harus super kenceng. Na’ah, at this point, I don’t want to take any risk. It can be a huge failure, and I’m not ready to ruin my 'big day' with rain; hiks, tidaaaakk..
Moreover, komplekku sendiri berlokasi sekitar 20 menit dari UI atau bisa juga sih ditempuh sekitar 20 menit dari pintu tol Cijago yang baru itu. sebenernya pedalaman banget sih nggak ya... Tapi secara google map, jalanan yang ditunjukkan oleh si Peta konon adalah jalan “kampoeng” yang sangat sangat gak representative. Aku kebayang kalau atasanku macam pak Rudy atau bu Lala naik Alphard-nya mereka dan harus melewati jalanan yang ditunjukkan oleh si google map (walaupun sebenarnya ada jalan yang lebih decent, tapi entah kenapa gak muncul). Haizz, kata "Depok" aja udah PR, apalagi Depok *coret*
Gak sreg sebenarnya dengan si the view. Tapi kalau jadi pake the view, masalah catering itu cincai sekali; ga ada charge apapun kalau mau pakai catering apapun. Oh ya, harga sewa the view hanya 4,5 juta rupiah (dan bisa nego kayaknya) dan bisa menampung sampai 1200an orang (mungkin lebih ya, kalau pakai lantai atas bawah full) dan kalau pake swimming pool bisa jadi 2000 orang banget. kapasitas sih oke banget, tapi lokasi yang gak strategis itu yang paling bikin galauuu..
Well, at least I have a choice-lah, we have booked the place (without any fee, yay! ;p) and whatever will be, will be..
Jangan ditiru ya, ini semangat yang salah jika weddingmu tinggal 2 bulan dari sekarang, hiks. :*(

Catering vs.Gedung: Dilema Rekanan

Papa mama adalah orang tua yang demokratis sebenarnya. Walaupun mereka berdua kalau sudah percaya suatu hal bisa jadi akan sangat konservatif dan keras kepala sekali. Kayaknya hal ini nurun juga deh ke anaknya J
Well, dalam hal per-wedding-an ini, papa mama memiliki satu hal yang mereka anggap sangat prinsipil: penggunaan vendor catering. Mama punya teman yang sungguh sangat sangat baik hubungannya, bernama ibu Abdul Rachman, istrinya pak Abdul Rachman (menurut lo…). Kita udah bertahoen tahoen banget ya menggunakan jasa si ibu, dari mulai arisan keluarga, sampai acara macem-macem. Jaman dahoeloe, saat adikku ber-sunat ria (it's like 10 tahun yang lalu ya?) dan kita mengadakan acara syukuran di rumah, we invite like hundreds of people and use her catering. We were soooooooooo satisfied. Ibu Abdul rachman (AR) ini catering-nya bernama Laut Tawar.
Catering Laut Tawar ini sungguh enak dan rasanya sangat cocok sekali di lidah kami (dan mayoritas orang). Apa aja masakannya (nasional, internasional, jawa, dlsb), rasanya sangat kaya, sedep, dan cita rasa-nya mahal sekali. Gak ada yang gak enak. Fixed. Catering hotel atau apapun kalah. banget. Porsinya ditanggung buanyuak banget dan ga pernah ada sejarah kekurangan makanan. Selain si ibu sangat royal, Laut Tawar juga sangat jujur, seluruh isi catering pasti keluar dan ga usah diragukan lagi kebersihan dan higienis-nya.  
Ada dua kekurangan si Laut Tawar:
1) Dekornya minimalis sekali. Jadi yang namanya hiasan hiasan itu ya minim. Kalau Cuma masalah taplak dan pinggan –pinggan api sih oke-lah ya, decent dan representative. Tapi kalau masalah menambah bunga, mempackage nasi pindang didalam pincuk daun pisang, apalagi menghias chocolate fountain, nah itu bisa jadi PR banget buat si catering.
2) Regardless decor yang bisa di-work out, yang super jadi kendala adalah… eng ing eng: Catering Laut Tawar ogah bekerja sama dengan gedung sebagai rekanan. Sebagai orang yang cukup sepuh, ibu AR sepertinya ingin “berkarya” secara mandiri dan tidak terikat dengan peraturan dan ketentuan yang diberikan oleh pihak WO ataupun gedung (as we know, pasti ada fee atau features tertentu yang wajib disediakan oleh si catering while mereka berekanan dengan vendor lainnya). Ini yang sepertinya menjadi sumber keengganan si ibu AR dan membuat saya pontang panting setengah mati.
Gedung di Jakarta ini banyak sekali. Tapi yang bisa dijadikan sebagai venue pernikahan itu dikit. Dari yang dikit itu, yang masih available untuk saya book untuk waktu pernikahan yang tinggal 2 bulan itu ya sedikiiiiiiiit sekali (secara orang-orang udah pada book gedung sejak 1-1,5 tahun sebelumnya donk ya..), dari seuprit gedung yang tersisa, yang bisa menampung tamu sesuai dengan jumlah yang kita inginkan lebih dikiiiiit lagi. Dan dari super dikit itu yang mau menyewakan gedung dan tidak ada charge yang lebay untuk vendor non-rekanan……hampir gak ada.
Decision to use catering Laut Tawar near by the dead end. Berasa vonis hukuman mati gak sih ya.. secara dapet gedung aja susah, ini kok ya mintanya macem-macem sekali. Akhirnya menurutku dan si Mas, pilihannya harus legowo antara tidak jadi resepsian di gedung (dan pindah ke wedding hall di komplekku, named The View, at Gema Pesona; will review this later on). Atau justru gimana caranya meng-convince si papa dan si mama untuk tidak jadi menggunakan Laut Tawar (yang lebih mission impossible lagi).
Setelah berhari-hari gak tidur mikirin ini #lebaay; akhirnya kami memutuskan……..
*to be continued ah, udah subuh..*
#nyebelin ;P

Tuesday, November 20, 2012

Penentuan Tanggal: Wetonan Jawa = 11 Januari

Menentukan tanggal pernikahan itu kayak beli obat nyamuk di apotik. Susah dan serba salah. Once the “lamaran” was accepted, maka hal yang jadi PR banget untuk tiap calon manten adalah menentukan tanggal pernikahan. Ini hal yang maha penting untuk di-decide as soon as possible; secaraaaaa penentuan vendor apapun (gedung, catering, sampe penghulu), ga bakal bisa di fix-in kalau ga ada tanggal pasti.
Perjalanan pencarian tanggal ini buat saya dan “si Mas” sungguh tajam dan berliku #halah. Berasal dari adat jawa yang cukup kental, keluarga saya masih memegang kitab primbon bla bla bla bethaljemur something something sebagai cara mencari tanggal pernikahan yang oke. Perhitungan weton, bulan baik, hari naas, dll pastinya mengharuskan saya untuk belajar ilmu petungan lagi (ilmu hitung2an hari-lah singkatnya). Kenapa saya? Karena walaupun papa mama insist untuk itung-itung hari, apparently they don’t know exactly how to do it right #capedeeeh. Jadilah saya meraba-raba (yes, i did self-translation) bahasa jawa kromo inggil di buku itu dan bermodalkan kertas, coret-coret sendiri hari-hari yang possible to be my D-Day.
Untung keluarga “si Mas” ga rebek dan ga ngotot untuk ikut-ikutan merebeki dengan per-wetonan itu.  Singkat cerita, karena saya ga paham semua hal, yang saya lakukan adalah mencari hari pasaran saya dan “si Mas” untuk mencocokan kepribadian. Saya Sabtu wage, “si Mas” itu Minggu Wage. Karena dari sini saya ga bisa berangkat kemana-mana (untuk nyari tanggal); soalnya yang tersedia dibuku itu hanyalah melihat tingkat kecocokan dan kemungkinan “jalan cerita” pasangan yang kombinasinya macam ini. So far sih ya, kalo saya dan “si Mas”  kombinasi yang mungkin muncul dari pasangan macam ini adalah:
  1. Banyak anak
  2. Melarat
  3. Bahagia
  4. Kaya raya
  5. Salah satu mati.
Haha, betul! Aneh kaaan.. Itu jelas-jelas bertolak belakang satu sama lain; soalnya penafsiran tergantung cara ngitungnya memakai "metode" yang mana, soalnya beda-beda factor pengali dan itungannya  à kapan kapan saya jelasinnya ya, soalnya panjang dan ribet booo..
Anyway, saya lihat bulan-bulan jawa/arab bagus buat menikah, kalo di-convert ke penanggalan masehi, pilihannya jatuh pada bulan April-Mei-Juni tahun 2013. Terus bulan yang “boleh menikah” (tapi ga bagus-bagus amat juga), yakni November dan Januari, sisanya bulan December 2012, dan Februari-Maret 2013 ternyata bulan yang ga afdol kalo dibuat nikahan.

Terus dari perhitungan ina ini ita itu, saya mencoret beberapa tanggal yang konon merupakan hari naas menurut penanggala jawa/arab. Abis itu saya lihat hari pantangan untuk “nduwe gawe” (melaksanakan acara), berdasarkan konstelasi bulan, i did some coret coret beberapa tanggal lagi. Lastly, saya liat hari baik yang dihasilkan dari hitungan weton saya dan “si Mas” serta beberapa factor lainnya yang kalo dijelasin Cuma malah bikin puyeng.
In a summary, INTINYA adalah, we have 2 (later on jadi 3) options:
1. January 1st 2013 à udah hari Selasa, orang pada libur secara tahun baru gitu ya, dan...deket banget!
2. April 13th 2013 à Buat saya ini tanggal yang cukup pas, tapi bagi si Mas ini kelamaan, kesian ntar si Mas dan keluarganya yang sepuh kalau kelamaan nunggu si Mas memperistri saya sebagai belahan jiwanya  #halahhalah
Saya maunya April (iyalah, kan kudu prepare, emangnya nikah Cuma tinggal ttd surat doank), dan “si Mas” tentu maunya Januari. Ini extreme kiri vs extreme kanan deh ya... Sebenernya ssik banget kalo emang bisa ambil tengah-tengah. Sayangnya si Papa insist deh dan ga mau melanggar “bulan naas” untuk nduwe gawe itu... Jadi marilah coret Februari dan Maret. the only options left is either Jnauri atau April. 
Eng ing eng…sampai akhirnya muncul opsi tanggal 11th January 2013 hingga pagi hari sebelum si Masdan keluarga datang kerumah (dan akhirnya pilih tanggal ini). Pagi itu saya disuruh Papa itung itung lagi, eh kok tau-tau ada opsi ini ya... Wah kita juga bingung kenapa ga pernah muncul dihitungan, tapi kok ya tau-tau ada aja dan kehitung aja, apalagi dari segi timing, harinya juga bagus (banget malah!). Yippie hurayyy! *let’s call it a(nother) miracle*. Jadi sepakatlah kedua belah pihak keluarga untuk bersalaman penuh komitmen untuk menikahkan si putri sulung dengan si putra bungsu (karena satu dan lain hal, pada hari yang berbeda). Akad akan dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2013 (Jumat) dan resepsinya akan tanggal 12 Januari 2013 (Sabtu malam).
Sebelumnya progress kita dalam persiapan the whole thing itu mandek karena bingung mau nanya apa dan ngebook apaan sama si vendor kalau tanggal aja ga punya.. sekarang bisa mulai gerilyaaa….
 YIHAA!
Oh ya, saran saya, jika memang si ortu kalian tidak rigid and ga terlalu main primbon-primbon, that's okay kok dear. You dont have to worry about it. Menurut saya, the culture  is there to help you, not vice versa. Berbahagialah jika kalian bisa pilah pilih tanggal sendiri.

So enjoy your experience in choosing your date :)

It's not an impossible mission (kan?)!

In any wedding blog I’ve ever seen, most of them (if not all) were telling the story on how the bride and the groom prepared for their big day since months ago. They, who are preparing right now, are actually aiming to marry at the end of 2013. They who are marrying right now, were preparing since last year, even longer, 1-2 years back. And that’s the ideal stage.
But the scenario it’s not happening to us. For me and “si Mas” (selanjutnya akan dipanggil seperti itu J), it’s only 2 months (and couple of days); the distance between I’m officially proposed and our supposed-to-be- D-Day. This blog is going to portray a story, bahwa sesungguhnya it’s not impossible kok to prepare your wedding within weeks. So far, it’s not easy pastinya, at all. I need guidance on how to do everything quick but still perfect (I’m hell of perfectionist for my OWN event).
Almost no blog were telling how the couple is struggling with very limited amount of time to execute their wedding. I feel lost. I feel like having an impossible mission. I don’t want you to feel the same. So for whoever you are, yang mengalami kegalauan akut karena you have to prepare the most important day in your life in a short period but you don’t know where to go, let’s share J I don’t feel like I’m the Guru. I just want to share how both of us face the hard reality of finding the right vendor, how we balance the work and the sudden change in our life, how we craft the freaking-complicated preparation, until how to manage stress dan kegalauan yang pasang dan surut (atau pasang terus dan ga pernah surut, malah makin gede menjelang hari H J)
Hmm, as a preamble, let’s see how quick I meet “si Mas” and how sudden our decision to life together:
  • Early Sept 2012: The class’s started (but I never know him before and after)
  • 3rd Oct 2012: At the same group for a task in our class (talking directly for the first time)
  • 7th Oct 2012: He BBMed for the 1st time à “asking for the meaning of my status” (oh, c’mon dude, your cheesy strategy...)
  • 13th Oct 2012: We went out for the first time (with my family around) à yes, can you imagine?! I couldn't even call it a date (-____-  ")
  • 17th Oct 2012: He asked me to marry him à WTF?!?!
  • 20th Oct 2012: I said “yes” à after bolak balik istikharah (and get 3 “miracles” as “the answer” of my pray)
  • 24th Oct 2012: He went to my house to “propose” me to my parents à F***!! Effing crazy guy, I salute him (and was so touched) for his gut, really.
  • 3rd Nov 2012: His parents comes to my house to do “formal” marriage proposition à and set the “date” and everything (yeah, yeah... only 2 months and 8 days to the day)
  • 15th Nov 2012: We’re engaged, my family was visiting his to Semarang à my parents already love him like their own child aja loh tau-tau…
***preparation here and there between work, life, and sleep deprived nights***
  • 11th Jan 2013: The Akad Nikah
  • 12th Jan 2013: The wedding reception
Such a quick journey, isn’t it? Suck it up.
At the end, we believe that time doesn’t matter.
It never does.

Welcome to my house!

It never crossed on my mind that someday I will have a blog. Blog requires me to always have two things: time and thoughts.
For me, having blog is kinda waste my time. I don’t think I can regularly post something on my blog. It’s more because I have no time left, even for myself, apalagi to write in the first place. #Lebay.
Having blog burdened me with responsibility. For me, having blog is either big success (the blog will be super inspiring) or sucky failure (the content will be a crappy curhat, irrelevant, and super boring). I can’t do the first one and feel too shallow (but most likely happen) to be trapped on the later. So I decided not to have a blog. I don’t think I’m capable to provide a nice “snack” for people’s mind  J
Couple of times, I’m tickled to have a blog. When I was a ASEAN youth ambassador and I feel obliged to promote ASEAN values and to give “report” on what I have done to Indonesian society (since the money I used was  given by their tax money), I was thinking to have a blog. It also crossed on my mind while I’m chosen as none Jakarta and I feel obliged to promote the tourism potential particularly in Jakarta. But again, it comes to a dead end when my schedule is getting tighter and this plan remains a plan.
Akhirnya, aku tergoda juga to have my blog. And this is it. The reason behind is simply because…. I want to document my journey in life. I realize that not all tweets can be retrieved, not all moments can be put in instagram, not all moments are written on facebook. I need to have a long-lasting way to capture my journey in life, my ups and downs, my closest one, my interaction with other homo sapiens, my work, my interest, etc.
This is a moment that I want to re-feel. Soon, I’m not going to be a single lady any longer. I will have someone who will accompany me, being a partner of my life. It’s magnificent and I want to have every moment of it recorded. The process is unbelievably magical; the steps taken are incredibly sweet. And this is how the blog is all about. It’s me, him and our little journey.
At the end of the day, I (just) realized that I don’t owe anything to other people if they read this blog and feels like this is crap. But I do contribute something if my sharing could be beneficial for them. And as time goes by, technology is advancing and people can filter what they want to read and don’t. They can skip my curhat part and go directly to what they want to know. Simple kok.
I don’t have to please everyone, after all J